Selasa, 13 Oktober 2015

Kira-kira buku apa yang dapat aku tulis dan sumbangkan untuk indonesia?

#day3 #7Days #writingchallenge #swc
Kira-kira buku apa yang dapat aku tulis dan sumbangkan untuk Indonesia?

ehmm, judul yang simple namun mengelitik hati...

Maka jika ditanya buku apa? saya akan jawab Buku pelajaran dalam bentuk Komik, terutama buku mata pelajaran Akuntansi...

Saya pernah mengutarakan pada mahasiswa saya, seandainya buku akuntansi ini berbentuk komik, mungkin kalian akan antusias membacanya.

kita ketahui budaya membaca sangat rendah pada masyarakat Indonesia apalagi membaca buku pelajaran, hal ini berbeda dengan masyarakat jepang yang menjadikan membaca merupakan budaya....

namun anak-anak tentunya menggemari komik (jangankan anak-anak saya pun sampai kini masih gemar membaca komik hehehe buka kartu dikit ya ^_^) dan antusias membaca sampai akhir buku, nah alangkah indah nya jika mereka perlakukan buku pelajaran sama dengan ketika membaca komik, ada kesenangan disana.

sebagai seorang pengajar dengan disiplin ilmu Akuntansi saya ingin membuat akuntansi itu menarik melalui buku yang tidak hanya dilihat dari cover namun ketika menjelajah isi nya pun menyenangkan.

pengalaman saya mengajar, untuk akuntansi yang menjadi momok misal cost accounting, hal pertama yang saya tangkap adalah ke engganan anak-anak ketika melihat buku tebal apalagi angka-angka di dalamnya. sebelum mereka membaca tanpa sadar mereka telah menolak sebuah buku.

membaca adalah gudang pengetahuan, dan buku bukankah jendela.dunia... bagamana melihat dunia jika sebuah rumah tak memiliki jendela... tentunya anak-anak didik bagai katak dalam.tempurung, tanpa akses luas pada pengetahuan yang ditimbulkan dari keengganan membaca buku.

saya ingin, anak-anak yang belajar juga menganggap buku pelajaran itu seasyikk membaca komik.... bukankan rasa suka menghantar seseorang tuk bisa menerima ilmu secara ikhlas? hati yang senang mengeluarkan nilai positif pada interpretasi anak-anak pada pelajaran...

saya ingin mengeluarkan intuisi kuat mereka, imaginasi mereka, pada ilmu yang mereka dalami... sebagaimana komik mampu membangun daya imaginasi anak-anak menjadi lebih kreatif... pun demikian... komik buku pelajaran tidak hanya menarik, imajinatif namun mampu menjalankan fungsi buku itu sendiri yakni sumber pengatahuan yang menimbulkan minat secara  langsung bukan karena terpaksa karena menjadi kewajiban beban SKS yang disyaratkan kampus.

sedih melihat sebuah buku, yang dari diserahkan kampus masih rapi berbungkus plastik tanpa sekali pun anak-anak berminat membaca... apa gunanya buku tebal-tebal jika hanya jadi bantal.

membuat buku pelajaran layaknya komik, pada akhirnya menjadi impian saya kelak akan terwujud, dan semoga saya diberi kesempatan melihat bagaimana antusiasnya anak-anak mempelajari buku yang bersal dari dalam diri sendiri... hingga pada akhirnya ilmu yang diajarkan dan dibaca menjadi rahmatan lil alamin, rahmat bagi anak itu sendiri, bagi keluarga, bagi agama, bagi lingkungan dan bagi negara pada akhirnya....


aamiin yra.

Rabu, 21 Januari 2015

Secuil Kenangan "Kelas Inspirasi" Medan 1



“ Selamat Nurlinda! :)  Anda kami pilih menjadi inspirator pada kelas inspirasi Medan 1 Oktober 2014”
Perlahan membaca balasan email  Kelas Inspirasi tertanggal 10 September 2014 Kalimat sederhana namun menggugah kebanggaan diri yang tiba-tiba menyeruak dalam sanubari, perasaan senang, cemas, bingung menjadi satu dalam satu waktu. Pertanyaan muncul, apa yang harus saya lakukan? Bagaimana nanti menghadapi anak-anak dengan tatapan polos mereka, semua bercampur dalam benak.
Perjalanan luar biasa pun dimulai ketika berkumpul bersama orang-orang hebat lainnya pada sesi Briefing  Sabtu, 20 September 2014 dan disinilah kita dibagi beberapa kelompok, dan saya tergabung dalam kelompok orang-orang hebat ya Kelompok 4 disanalah kami, mas Ary, Ning, Mey, Ina dan pastinya saya Nurlinda sebagai Inspirator serta Bimo dan Bila sebagai fotografer dan documenter serta kami difasilitasi oleh tim hebat bersama Herman, Dewi, dan Fina.
Hari eksekusi pun tiba, 1 Oktober 2014 di SDN No. 067245 Kecamatan Medan Selayang. Dan kami pun memulai sehari penuh kenangan hebat, memperkenalkan profesi masing-masing.
Saya memulai di kelas 6 dan terus bergilir hingga kelas 1 SD,
pertama masuk kelas tersebut yang saya dapatkan adalah tatapan bertanya-tanya ( mungkin di benak mereka, makhluk apa kah ini hihihi kok aneh !!!! ^_^ ), dan saya yang berprofesi sebagai Akuntan pendidik pun berjuang untuk menjelaskan apa profesi saya dan tentunya reaksi yang saya terima adalah wajah bingung anak-anak J, pertanyaan apa itu akuntan dan apa itu pendidik… wowww ternyata menjelaskan profesi tak semudah mengerjakan laporan keuangan serta mentransfer pengetahuan pada anak-anak mahasiswa hehehe, dan perasaan bingung pun berkecamuk di kepala perasaan yang selama ini tidak saya dapatkan selama menjalani profesi saya dan pada bersamaan otak pun mencari solusi agar mereka ya mereka anak-anak harapan bangsa itu mengerti apa profesi ini.
Pada akhirnya Beryanyi dan bermain menjadi solusi hebat menjelaskan profesi, dan saya pun kembali menjadi anak-anak, hahaha (sampai sekarang,  membayangkan diri saya kembali menjadi anak-anak adalah hal terhebat yang pernah saya lakukan J … ) Ya kita harus masuk dalam dunia mereka pada akhirnya ^_^ … dancing banana pun menjadi trending topic anak-anak dan profesi wushh, tepuk Diam, sukses untuk mengembalikan focus mereka dan tentunya kami pun shock serta kagum akan  energy mereka seakan tak pernah habis dengan rasa ingin tahu.
Diakhir cerita, sebuah kebanggaan pun terlihat di wajah-wajah lelah kami kelompok 4 ketika binar kagum tatapan penuh masa depan anak-anak menatap kami dan ingin menjadi seperti kami….
Mereka yang awal nya tidak tahu untuk apa punya cita-cita dan haruskah memiliki cita cita pada akhirnya menjadi bersemangat saat mereka menggantungkan cita-citanya pada pohon cita-cita dengan lantunan lagu “Padamu Negeri” dan teriring doa dan rasa haru mereka satu persatu menggantung cita-cita itu pada dahan pohon cita cita, ada sesak di dada dalam kebanggaan…. Dan ternyata tatapan hangat penuh harapan, senyum indah serta lambaian tangan mereka adalah “Hadiah terindah” yang kami dapatkan sebagai imbalan atas lelah kami dalam sehari mengispirasi….
Kami telah menjalaninya dan menikmati pengalaman luar biasa, kini saat nya estafet ini dilanjutkan, mungkin bagi kita hal ini tidak berarti namun yakinlah, sekecil apapun yang kita berikan secara tulus adalah secercah harapan bagi tunas-tunas muda harapan bangsa. Marilah kita berbagi pengalaman tentang profesi pada mereka… berilah Inspirasi, dan jadilah sumber inspirasi…. Mari bergabung pada Kelas Inspirasi Medan #2 pada tanggal 5 Maret 2014 daftarkan diri kita pada www.kelasinspirasi.org
Jadilah Inspirator dan mari menginspirasi Karena “ SEKALI MENGINSPIRASI SELAMANYA TERINSPIRASI”
Haiyoo Medan Kita Bisa… Horassss